Televisi sore ku hadapi
Nama "Sapardi" sekilas
Aku tak tahu harus apa
Hujan jatuh menelan
Tangisku menjelma hujan
Tak ada satupun di pipi rahang
Aku terpaku, tak bisa percaya
Setiap kulihat dirinya
Kagum terasa, umurnya baka
Kini aku hening
Minggu pagi ia tak bergeming
Aku baru tahu sore ini
Sekarang ia sedang membumi di sana
Di Bogor.
Eyang, maaf, bukanku sok mengenal
Bahkan berpapasan pun tak pernah
Tapi kau pernah menjadi acuanku
Menjadi sosok yang membuat semua berdecak
Kagum
Dirimu mungkin penuh sakit derita
Tapi kau abadi
Namamu punggungmu jejakmu
Kaki anakmu
Semua dibangga dielukan
Takkan ada jurang pemisah
Antara kau dan keabadian
Seperti katamu,
Yang fana adalah waktu,
Kita Abadi.
Minggu 19 07
2020
Bandung Hujan
Komentar
Tulis komentar baru