Mari berhitung
Satu, dua dan berhenti di angka 25
Masihkah tahun depan hitungan tersebut bertambah?
Atau Tuhan hanya akan mengajariku sampai di angka itu?
Bersama mereka yang asing
Akupun sama
Datang dari belahan bumi yang jauh
Menabung tekat, mengumpulkan keberanian dalam lahan dan pertempuran terbuka
Mungkin ia serupa katup
Sesekali aku melihat ia terbuka, lalu kembali menutup
Dari balik kursi kayu, kini aku mengerti
Nilai hidup bukan milik semua yang terbuka matanya
Silir angin membuatku sadar
Kehangatan sebenarnya adalah semangat tanpa padam
Rasa sempit membuatku tak ragu
Bahwa yang luas adalah hati lapang yang penuh kesabaran
Aku kecewa pada Tuhan
Mengenai kisahku yang berakhir perih
Tentangku yang kini cuma jadi seorang pecundang
Yang sama sekali tak memiliki keberanian untuk mengungkapkan
Di sisa detik yang tersedia kini
Biarkan pena ini menuliskan sajaknya
Menuliskan apa yang selama ini sudah menjadikanku pecundang
Untungnya aku masih memiliki kepercayaan
Bahwa Tuhan tak ada niat untuk menenggelamkan
Dia hanya memberiku peringatan
Bahwa masih ada suatu hal yang harus dilakukan
Komentar
Tulis komentar baru