aih...
ketika kata-kata urung kuperam,
lelatu sesekali memercik melalui nada
dan melindap murung dalam ruam
menciptakan gigil di jalur nadi
ada sesak yang menggeliat
begitu panas berdarah
mengukir kesiur kenang
mencurah segenang tangis
denganmu
amarahku kian kilat
namun tanpamu
rindu memendam rintihnya sendiri
meski cinta itu seindah bunga
apa aku sanggup layu dan meluruh,
sebab kesabaranku tak serupa
jelma benih menjadi buah...
Palangkaraya, 210115
Komentar
Tulis komentar baru