Skip to Content

Cerita dari balik tong sampah

Foto arai alexandria

 

Aku lahir diatas parati segitiga

Memecah diagonal ruang induksi matematika

Membungkam system persamaan linear pustaka

Menapaki barisan aritmatika dan notasi sigma

Berjalan diatas eksponen dan logaritma

Menghitung persamaan parabola disetiap titiknya

Aku adalah aimtot metropolitan

Lahir diatas matriks baris trotoar, dibawah transpose reklame akbar, dibawah lantai matriks kantor, dibalik skalar dan bilangan real jalanan, di bawah ujung vector tiang listrik, dibawah himpunan kolong jembatan

Aku adalah bilangan kosong

Berdiri sendiri untuk tegak menantang

Menampung gemuruh dalam aplikasi barisan

Memompa jantung agar tetap hidup dalam rasio yang mencengkam

Melangkah dalam operasi aljabar jalanan

Memeras deret aritmatika agar bisa makan nasi untuk hari ini

Mempelajari titik transformasi dalam dua dimensi

Aku adalah serangkaian anak jalanan

Yang setiap hari harus berjalan tertatih tatih di atas deret rel kereta

Di dalam ganasnya bus kota, di bawah dimensi langit terowongan, di bawah perputaran siang dan malam, dibalik titik derajat nafas pengap terminal

Menenteng selembar kisah dari balik geometri mimpi

Aku bukan lagi pelajar seperti kalian

Tapi maaf,

Aku menemukan kertas ini di dalam sampah

Usang sudah, berkalang tanah

Busuk, sobek, lembek

Isinya………………….

Rentetan rumus integral fungsi dan subtitusi

Rumus panjang trigonometri dan transformasi

Eksponen dan logaritma yang terbagi bagi

Puluhan bilangan berpangkat yang ditelan bumi

Sudut rangkap dan pertengahan yang menangis menjadi jadi

Sinus kosinus yang suram diatas perhitungan interfensi

Ditemani histogram dan polygon frekuensi

Ditambah notasi dan definisi mutasi

Rumus aritmatika dan geometri

Dan masih banyak lagi…………….

Mereka menangis

Meminta pertolongan kepada engkau yang mempelajarinya

Mereka tergeletak busuk, tak berbentuk

Digaris edar tong sampah yang terkutuk

Aku memang tak kenal nama nama itu, kawan

Karena aku bukan pembawa otak aristoteles dalam tas tas  yang cantik

Aku bukan pemakai seragam sekolah yang setiap hari harus rapi dan menarik

Aku bukan pemakai sepatu elit yang melangkah ditengah tengah  rumus teoritik

Aku bukan pemegang bolpoint dan kertas untuk mengupas satu persatu  rumus  yang menggelitik

Ingat kawan,

Aku hanya seorang anak jalanan

Tapi aku merasa memiliki mereka ,,,,,

Teori teori itu, bilangan bilangan itu, rumus rumus itu, bentuk bentuk itu,

Mereka menangis dihadapanku

Mereka meremas jemariku, menggapai mereka dalam kubangan sampah itu

Lalu……..

Mengapa mereka tergolek lemah di ujung tong sampah itu?

Mengapa mereka rela berteman dengan nasi nasi busuk, sampah sampah busuk, bumbu bumbu busuk?

Atau mengapa mereka rela menjadi asisten himpunan kacang, cabe rawit, kunyit dan sebagainya?

Dimanakah orang yang selama ini menghitungnya?

Dimanakah orang yang selama ini mempelajarinya?

Dimanakah orang yang selama ini memuja dan mencarinya?

Dimanakah para professor dan sarjana?

Apakah aku harus membungkam mulut mereka dengan persegi panjang dan jajar genjang?

Apakah aku harus menyumbat telinga mereka dengan sudut lancip yang tajam?

Kawan,  

Aku hanya dipesan oleh lingkaran busuk itu

Itulah hidup kawan

Perbedaan mimpi dan impian

Bagaimana cara menjaga dan merealisasikannya ?

Bukan hanya nilai semata

 

 

Irvan Shaifullah

09/02/2012 5.11

 

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler