Skip to Content

Clara Prahalyanita

Foto Defri ar-Rahman

aku kehilangan,...

pelangi itu takkan pernah serupa. hanya satara air dan kaca.

menarik nyata di atas sana dari rasa yang kau punya, tetap fatamorgana.

Benar, saat bulan dimatamu mulai meninggi

mentari beku dan sepi

detik telah letih, namun tak berhenti,

berlalu bersama dingin dan butir-butir embun di dahimu

suara apa,...?

sebelum dingin itu pasi

“sini,...”

suaramu retak, menghantam isi dinding tulang rusukku

“Nyanyikan Kalam Illahi ditelingaku,...”

 

pesan apa ini?

Tugas apa ini?, Suara itu bagai Tugas Malaikat dari Tuhan

Dalam air kulantunkan nada tak sampai “Aku Menciintaimu”

“Aku Menyayangimu,...”

“Aku Rahasiamu... Laa Illaha IllaAllah”

Laa Illaha IllaAllah.

Laa Illaha IllaAllah

isakku runtuh

saat suara serentak menjadi gemuruh

"Innalillahi Wa'innailahi Rojiun”

Aku Mencintaimu.

Aku Menyayangimu.

Aku Selalu Bersama Rahasiamu

 

Sebelum tandu itu meminangmu, Apa kau ingat?

berita langit pernah kau kabarkan ketelingaku

sampai nafas ini di sini aku masih menjagamu

karna hanya engkau

tanya yang tak pernah terjawab?

kata yang selalu menjadi Rahasiaku yang tak pernah ku tau

dalam pijar aku masih kosong menyandarkan sosok jiwamu, Jiwa itu tak lagi kutemui

tak terlihat, dalam hayal tak kutemukan, sepertimu.

Dirimu tetap satu bersama pesan itu

dalam tenang aku berharap, namun hayal tetaplah lamunan tak bertumpu

seperti terang tak bercahaya,

seperti bumi tanpa pijakan

Jiwa mu;

adalah bukti, lukisan bidadari

Hati mu:

adalah tempat; nada terakhir yang tak pernah engkau balas

genggammu tak sehangat dulu,...

saat berbisik dingin, hembusan aroma, nafas-sorga menusukku

"Rahasia ini masih ada, akan kujaga di sini, Aku mau ke sana"


Semoga Damai Di SisiNya. Untukmu Rahasiaku

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler