DAGING DADA DAN SELA PAHA
Di ujung sana pemghuni kota berjalan siang membawa lentera
Berjalan sendiri berjalan bersama dalam kota mencari kota
Padahal matahari sedang panas memanggang di atas kepala
Kalau saja mereka tahu rahasia pasti mereka mati tertawa
Mati tertawa karena kaki tersandung batu sebesar gunung
Mati tertawa karena tak ada habisnya menggenggam bingung
Menertawakan diri mengapa siang malam selalu linglung
Siang hari bawa lentera tapi tak bisa melihat angka
Yang terlihat hanya daging di dada dan di sela paha
Hilang waktu musnah mangsa dipakai menunggang dan meraba
Di ujung sini penghuni kota sama berjalan membawa lentera
Yang sendiri yang bersama membaca langit bermain pura-pura
Yang di sana yang di sini sama bingung mencari kunci surga
Meski tergeletak di depan mata tak terlihat karena buta
202010020637 Kotabaru Karawang
Komentar
Tulis komentar baru