Skip to Content

Di Plaza, Aku Teringat Diana

Foto Arinda Risa Kamal

Di Plaza, Aku Teringat Diana

 

 

kita telah berhenti dari segala nurani,

dari segala yang belum pernah kita ketahui

 

“mengapa malam ini hujan begitu deras,”

tanyamu. sementara orang-orang terus lelap,

sama-sama membakar usia

 

lalu gunung-gunung akan basah,

kembali menjadi ibu bagi sawah dan ladang

tetapi kota-kota besar terus tumbuh di atasnya,

di antara perih kita yang kian menganga,

kemudian tertinggal di plaza-plaza

 

kita percaya bahwa sedari dahulu

orang-orang telah berteriak,

mengepalkan tangan pada Izrail,

melempari gedung-gedung beton,

menjejali ruang-ruang tahanan,

meludahi hakim di pengadilan,

dan menjual nama-nama tuhan

 

Diana, ingatanmu terasing di gemerlap kota

mengembara jauh pada wajah seorang bapak

yang terancam sawahnya, pada ketinggian

gunung yang gundul lahannya

; lalu tersesat di cakrawala

 

Diana, suatu hari gunung-gunung itu

akan runtuh menimpa dada kita,

menghimpit kenangan di desa-desa

lantas kita kaku dan hanya bisa bertanya;

“kenapa orang-orang masih bisa merebahkan

kepala, dan terus memasuki dunia yang papa?”

 

Diana, bagi kita hujan masih serupa tombak

yang menusuki ubun-ubun. sementara dada ini,

semakin disesaki plaza-plaza

 

 

 

2011

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler