Sejatinya,
Kau tidak cinta padaku,
Cinta bagimu merupakan absurditas mutlak,
Bukan bagian dari jiwa yang bernyawa, dan
Yang kepadanya ditiupkan ruh sang Pencipta,
Menjadi bekal bahagia.
Sebenarnya,
Cinta bagimu hanya sebuah utopia,
Selayaknya kisah cinta para dewa dewi di kahyangan,
Bayangan buram dan tak terbentuk, yang mudah ditafsirkan orang per orang.
Biarlah kusimpan bayangmu, kekasih
Agar ia senantiasa indah di jendela hatiku,
Seindah senyummu, menawan hati,
Malam itu menyeruak diantara kelopak mawar putih
dan denting terbukanya pagar rumahku,
Seiring senyumku menyambutmu datang,
Pertama kali dan terakhir,
Melangkah masuk dalam kehidupanku, begitu saja.
Kenangan itu, toh seiring dengan waktu akan kian pudar,
aus dan binasa.
Meski tidak demikian dengan cintamu
Walau tak juga halnya dengan kehadiranmu yang tak kan pernah tergantikan.
Aku akan membawa setiap kata cintamu dalam hari-hariku,
Menyimpannya dengan rapi, seolah ia adalah gelembung udara yang dapat menahan nafasku.
Aku akan membawa senyummu di setiap ruang hatiku,
Membungkusnya rapi, pada kenangan terindah yang tersemat di setiap ujung hati.
Komentar
Tulis komentar baru