Malam penuh lelah,
Telinga yang segera mencari tuli,
Mata yang segera ingin bersembunyi dari city light
Setelah seharian di tengah kota Solo,
Menyalakan lampu kamar dengan kedua kaki yang lunglai,
Kedua mata yang seolah menemukan ketenangan,
Ku pejam sebentar, mengerjap, menyudut menempelkan penuh punggungku dengan dinding..
Dadaku tidak juga berhenti mengulang gerakan pompa,
Tik, tik, tik
Sudah menjadi kebiasaan,
Tiada suara yang menyambut kedatanganku kecuali suara keyboard mesin tik,
-yang selalu ku mainkan dengan jemari lemas
Sebab rasanya sedikit menenangkan
Acuh pada aroma jadul yang bersumber darinya, aku terus memainkannya
Menatap banyak tumpukan kertas yang tebalnya bisa mencapai 200 halaman,
Berisikan puisi,
Berisikan berita-berita,
Berisikan kehidupan.
Ya, aku menulis semua disana.
Tulisan-tulisan tangan penyair kala malam dan-
Tulisan-tulisan tangan penyiar kota.
Disitulah jiwaku berada..
Melihat tumpukan mereka,
hilang sudah lelah penyiar kota,
Ini saatnya jiwa penyair merasuk,
Diantara malam, lelah,
Diantara tumpukan kertas
Komentar
Tulis komentar baru