Awan seakan tersenyum dipagi hari
Membawa kehangatan bersama mentari
Burung-burung berkicau riang
Menyaksikan panorama keindahan alam
Namun awan yang tadinya cerah
Tiba-tiba menjadi hitam nan mendung
Aku heran menyaksikan kejadian itu
Langit mendung menjadi suram
Apakah hujan yang hendak bertamu
Itulah kata hatiku saat itu
Tanpa aba-aba guruh pun menggelegar
Kilat terpantul kesana kemari
Dan sejuta tetesan-tetesan air berjatuhan
Seakan menyerbu lara hatiku
Burung merpati kini bersembunyi
Dibalik senyuman kepedihannya
Tak dapat berbuat apa-apa
Dikala hujan saat itu
Ku pandangi titik air di jendela
Melihat daun menggigil kedinginan
Pohon yang dibelai angin sepoi
Cacing yang bermain hujan
Itulah kejadian dikala hujan
Komentar
hanya coretan
mungkin lebih diperhatkan lagi ejaannya dek, kapan menggunakan -di-ku-pun yang dipisah dan nggak.
COMMENT
iya kak Akhmad, terimakasih atas sarannya, saya pasti akan lebih memperhatikannya lagi, sekali lagi terimakasih kak atas masukannya, saya sangat menunggu masukan-masukan yang positif dari para penulis Jendela Satra ini....
Tulis komentar baru