semua menjadi kelabu kerna mendung yang berkepanjangan
masih, udara dihirup dan akhirnya berhembus pergi setelah berkelana di sempitnya parit parit tubuh
menyisa cerita perjalanan bagi jiwa yang dialiri tanpa kenangan
pandangan mata terasa kosong menunggu langit terkuak biru namun waktu begitu angkuh
duduk adalah penjara
hati remuk tanpa suara
benak kosong namun suara ribut berseliweran
tubuh layu tak bertenaga tanpa harapan
doa seperti tetesan hati yang berangan
segala daya ditelan awan
menunggu sayap sayap angin yang datang
dan kuku cakarnya mencengkeram membawa terbang
Manado, 30 Oktober 2010
Komentar
Tulis komentar baru