Di puncak ini hanya ada kau dan aku,
ketika aku menjamah dirimu
dengan kasat dan diam
hingga tetes hujan di ubun seolah merobek gendang telingaku
sedang kau hanya tersenyum
membelai mega cerah
memesona rona alam
Maka menghijaulah tunas-tunas rimba,
dan bila jantung kencang berdegup
atau hela napas tersendat
aku jadi tersekap
dalam penjara raut wajahmu
oh, kau yang bisu
teruslah membisu
sebab suaramu tak aku perlu.
AK, 13 Mei 2013
Komentar
Tulis komentar baru