Skip to Content

Gelombang

Foto Dini Meditria

Aku tahu kamu teduh.

Seperti hujan yang saban sore memenuhi jendela, seperti angin awal bulan oktober, seperti malam yang menyimpan jutaan keliru.

Nanti malam, kalau rengat dan ngengat sudah fasih memenuhi tembok, malam jadi hening. Di langit-langit sana ada matamu yang terpahat sendiri. Seperti sudah ditakdirkan hadir di situ, pukul 11.53 setiap malam.

Mata itu menyimpan semburat pasifik dengan latar senja yang teduh, yang batasnya kabur oleh gelombang. Dan aku tenggelam. Tersesat di antara riak-riak rindu, juga keliru. Aku terseret sejauh-jauhnya dari ranjang. Dadaku dipenuhi air, bersatu dengan buih, debur, camar, dan angin asin.

Aku sesak dan tersedak.

***

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler