Skip to Content

GENDERANG PANAS BENDERANG

Foto rollytoreh

By. rollytoreh

Terik sudah membekas keterlaluan
Menghantam tanah dan bebatuan
Membuat mati padi, milu, dan nadi para petani.
Air sepertinya malu memburat keluar,
Hujan masih berlibur hingga usai musim panas.

Tetapi, yang disayangkan itu beribu jiwa manusia harus sekarat berdempetan di antara lajur ember dan loyan menunggu air. Juga ternak meranggas kecewa tidak capai dahaga karena air terbatas.
Rupanya bukan saja mereka menunggu nafas air mengalir, juga pohon dan tangkai bunga terlampau serius di madu Dewi Tirta Kencana, bergejolak sampai puas, sampai meledak semua asma.
Yang paling dikecewakan, jika rakyat harus menanggung ambeien karena duduk seharian, berdiri semalaman menunggu semburat air, 
Sementara diatas sana, duduk manis para penguasa yang cuma sibuk menghitung suara pendukung, mengurus perut sendiri, dan merawat harta selingkuhan korupsi.
Dimana mata mereka? Terpampang cuma di atas meja para lurah dan kepala desa, dan di pinggir gambar garuda.
Dimana air mata mereka? Apakah sedang tergenang pada keadaan serba tenang?
Sedangkan di bawah sana mereka sekarat.
Lihat wajah mereka memelas.
Lihat bibir mereka terkelupas.
Lihat mata mereka, tinggal tahi mata tanpa air mata. 
Karena air mata sudah sebulan mengalir, terus menunggu air sudah sebulan tidak mengalir.

Panas memang benderang tahun ini.
Entahkah penguasa sanggup melemahkan panas ini dengan tindakan pasti atau sekadar janji-janji seperti suksesi pencalonan diri.
Tolonglah Tuhan, 
Sebab Dikaulah tempat paling mujarab untuk mengadu, dan tempat segala selamat.
Selamatkan kering tanah ini, biar cuma basah segelas saja.


Pinggir malam.
Mulengen, Tagulandang
22/8/2015

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler