Terpejam mata dikala sesak bertahta
Luka-luka terbuka
Amuk hati tak kunjung reda
Kuserahkan pada pena
Melepas emosi menggurat makna
Injak saja dadaku
Aku tak sanggup menunggu redam
Apalagi berjalan sendirian
Luapan amarah
Dan iblis yang tak mau kalah
Aku sudah pasrah
Ya sudahlah dan biarlah
Pengrajin kalam tak lagi bersua
Hanya aku dan pena
Bila patah pena ini
Aku mungkin tak sanggup berdiri
Komentar
Tulis komentar baru