Skip to Content

Hari Patah

Foto Muhamad Ikhsan

08:17pm, Sab 16-05-2015

Hari Patah

 

Ketika aku tak lagi kuasa mengeja namamu

Izinkan kata-kata mewakilinya, meskipun tiada lantang terucap dari mulutku

Karena aku terlalu kecut, tak seberani kesatria dalam kisah pujangga Walmiki

Tak sekuat akar pohon yang mencengkram tanah kering,

kecuali keropos digerogoti rasa malu dan lemah hati

 

Bilamana hujan tak lagi turun di tanahku yang kemarau

Akan kubeli awan milikmu agar hujan segera mengucur membasahi ladangku yang hampir mati

Biar tanah kering berganti jadi padang rumput yang menghijau mesra

Biar kubangan yang kering jadi oase permai, agar tak ada yang mati mengharap air tak terpancar

 

 

 

Bilamana arang tak lagi membara, malahan lebur jadi abu

 

dan air tak lagi jadi penyembuh, malahan membakar kerongkonganmu yang kering

 

Maka apalagi yang kau harapkan, selain keajaiban milikNya

 

Selain kasih dari sang Hidup yang tertancap dalam jantungmu,

 

menjaga arwahmu agar tak berpendar ke seluruh penjuru

 

Hari telah berkhianat, malam kembali berdusta

Menjatuhkan serpihan kepalsuan dalam setiap tetes hujan

Dengan umpatan yang bias terucap kala guntur terkilas, namun perih bila terdengar

Kini yang tertinggal hanyalah rintihan lirih, melesap menuju inti bumi

 

Aku masih akan tetap menantang petang

Dan aku masih akan menambun perih

Hingga membanjiri dunia, dan kau mati di dalamnya

Hingga kau tak lagi dapat mengingkari, meskipun kau tak lagi peduli

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler