Berpaling pada takdir tuhan, senyum merekah ranting penghianatan
Kala itu, pasir putih menata karang . Ombak tenang menghempas bebatuan
Dari lisan seolah meyakini angin sejuk mengiringi ikrar suci
runtuh pasrah remang cahaya Kuangkat tangan cucuran air mata. senyum singkat yang kau titip pada senja. kerinduan dan penyesalan bercampur rimba
jangankan menjadi sebuah lirik lagu . Menjadi benalupun sudah cukup bagiku
awan putih naluri yang berlapis, dilangit biru pengorbananku koyak dan teriris
kau telah memasung bahagiaku tanpa peduli lemah ragaku, pupus harapanku dan kenangan yang tak kunjung berlalu
mawar putih tetap layu walau senja sudah membuka lembaran baru
Kini aku dipojok sepi, sendiri tanpa teriakan hati
Menanggung perih karna manisnya janji
Komentar
Tulis komentar baru