: sebuah puisi untuk Ht. Manalu
aku katakan saja aku pemimpi
mengharungi sajak-sajak yang lelah
ada laku yang membalut luka
aku yang berjalan dari sunyi ini
menitip pesan penting pada lirik matamu
pelan... pelan... lalu menyelinap virus merah jambu
pada pesan-pesan yang kutitip aku selipkan tanya
kita adalah aku yang berikhtiar melupakan kau datang dari mana
kita adalah kau yang mematut tanya kepastian
entah bimbang akan kelugasan kata
tapi kita bukanlah aku yang mengumbar rasa
lalu menikmati kebimbanganmu dalam sekumpulan sajak
aku datang dari kumpulan pembual mungkin
yang memanfaatkan majas untuk sepetik maksud
dendangkan keyakinanmu pada satu filosofi
petakan perasaanmu pada altar keagungan
kita memang datang dari dua dunia asing
bertemu pada ruas maksud berbeda
sejauh mana aku berharap
sejauh mana kau membimbang
kita adalah aku dan kau
mari kita mantapkan langkah
Andam Dewi
Selasa, 13 Mei 2014
Pukul 19.35 WIB
HOT NI ROHA MANGKAHOLONGI HO
- 2539 dibaca
Komentar
ADA SESAL
materi ini juga bagus
tapi dari judul yang berbahasa Batak
tidak dilanjutkan dengan isi yang juga bahasa Batak
kenapa Lae....?
=Kritik Sastra Tao Toba=
Saya tetap menunggu
Saya tetap menunggu puisi-puisi berbahasa Bataknya, Lae
mungkin sampai ada antologinya, hehehehe
=Kritik Sastra Tao Toba=
Saya harus benar-benar
Saya harus benar-benar menyeleksi ide yang datang lae, mengingat banyaknya lagu Batak yang memiliki konsep yang tak beda jauh dari puisi, terlebih aliran balada
=@Sihaloholistick=
sastra 100Km
hati saya tergugah juga ito,pingin juga menampilkan tulisan berbahasa batak smoga cepat tertuang di jendela sastra kita ini......
by:dame tobing.
Semoga saja Kakanda, kalau
Semoga saja Kakanda, kalau bukan kita yang menyemarakkan puisi berbahasa Batak ini, maka sastra Batak tidak akan berkembang, setidaknya bahasa Batak itu masih dikenal oleh masyarakat Batak yang tinggal di luar SUMUT
=Kritik Sastra Tao Toba=
terima kasih kakanda Dame
terima kasih kakanda Dame Tobing dan Lae Kritik Sastra Tao Toba atas kunjungannya
=@Sihaloholistick=
Tulis komentar baru