Derai hujan di tanah lapang bersahut sahutan mengurung rumput
Beramai ramai mengarak malam ketiang bendera yang diam berdiri
Cat putih tiang bendera membuka sepasang mata yang mengantuk
Mengajak dengarkan kisah lapangan ini yang telah di seret air hujan
Seratus tahun silam beserta para pendiri kampung ini yang hanyut
Ketika peluru lepas sarang menggali badan kurus kering terbitkan mata air
Bentuk gelombang menggunung benamkan sedikit orang belanda
Seruling bambu menyeru membangunkan ibu ibu berbadan berisi dan anak anak yang bertelanjang di ujung bencana perut segera berlindung kedalam hujan
Peniup seruling telah terguling dikejutkan puisi meriam yang merdu merayu
Sampai mengalahkan gemuru hujan yang semakin besar batangnya membalut
Segerobolan tadi, berapat rapat mereka bangun istana berpayung palu hujan
Seketika mereka kehilangan suara hujan menampak seorang anak ibunya berduet dengan emasnya suara meriam nyanyikan lagu tentang cinta sambil membangun
Gedung asmara bercat merah dan hitam berlantai ibu ibu berisi dan anak anak bertelanjang yang telah sembuh dari bencana perutnya
Seorang anak bertelanjang rupanya masih dan bertambah runcing bencana perutnya berenang di air mata tergenang coba suruh diam meriam
Dengan perahu tulang kawannya berdayung air mata segera menelan meriam
Di tengah jalan air matanya habis diganti mata air yang memancar dari kepalanya
Perlahan tetap berdayung sampai juga di telapak kaki pemain meriam dan berkata mudah mudahan kau mati sebelum aku mati dan semoga aku menang
Walau aku telah sembuh dari bencana perutku ini dan takkan sakit lagi
Dengarkan aku wahai pecundang air mataku ini kan bercerita pada saudaraku
Isinyalah mengahiri meriammu, tar, suara anak itu hilang
Derai hujan terus berkecamuk bertanding dengan meriam menebangi pohon pohon dan memperbanyak mata air yang terus menerus meleleh dari rombongan rakyat yang datang menyapu air hujan menggambar rupa kenangan
Tak terasa ada yang mengalir dari pipiku dan aku menyadarinya lantas ku tutup tingkap sekolah yang di elus perlahan angin malam dikawani nyanyian katak
Ku rebahkan tubuhku dikursi peninggalan mereka sambil memegang rupa sunyi
Komentar
Tulis komentar baru