Skip to Content

Hujan Malam Ini

Foto Putra Utama

siapa sangka hujan mendera lamun. rindu yang bertingkah mericik

cemas di samping suami yang lelap; wajahmu berat. mungkin mau

kami selalu lebat menghujam hutanhutanmu. tapi maafkan aku,

hujannya makin deras. beribu butirannya pecah dalam tubuhku

meluruh reranting mati yang biasa kusimpan di rahimku dan pada

rambutku yang basah menjalur sungai mengaliri debu ke hilir kaki.

hujan menghanyutkannya ke selokanselokan.

 

pembicaraan ini belum bisa kuputus. udara memagutku begitu

nyaman dan bersetia menjagaku dari pancaroba yang nyeri. Tapi

adakah kau serupa aku dalam dusta? sebab hujan juga mengguyur

perempuan di jalan yang biasa kau lalui. tidakkah hendak menjeratmu

dan memilih dusta saat itu? kurasa tidak. sebab kau terlalu bodoh

untuk itu. kau terlalu mematri aku di denyutmu. dan aku tak perlu

memilih sebentuk kepercayaan yang rumit. aku bebaskan kau ke

mana pun. pulang kau padaku jua, suamiku.

 

siapa sangka hujan mengecupku malam ini yang datang dari gelap

langit dan melintasi kaldera yang kubentuk dari semangatku. Begitu

lama kutunggu bibir hujan di bibir risauku. bangku yang asing kami

nikmati dalam gigil.

 

mari menari, bisik hujan. telingaku menghangat dan aku menari

sebisanya mengikuti detak hujan di kakikakiku.

tik tik tik…. Lembut menjadi gaib melepas cemas. tik tik tik…. Pukau

melorong lentur di tingkah gamang. sehelai kelopakku luruh.

tiktiktiktiktiktiktik…. hujan mendera merah bibirku menyusup sampai

ke jantung menyirami biji rindu yang telah pecah sebab detak bukan

kuasaku lagi. sehelai kelopakku luruh.

tiktiktiktiktiktiktik…. lenggokku mengimbangi lenggok hujan mamanasi

udara yang hinggap di setiap lekuk tubuh lantas meniupniup

pengetahuan yang lama tertimbun. sehelai kelopakku luruh.

tiktiktiktiktiktiktik…. oh, desahku mengalir cepat di selasela gigi

menjadi kabut putih di udara. aku melayang bersama hujan. Ricik

purba menguyurguyur rindu. serupa kupukupu kakikaki kami hinggap

di pucukpucuk bunga kertas yang masih setia pada tangkai.

tiktiktiktiktiktiktik…. hujan menyusupiku ke rimbun bonsai yang rumit.

sekecup lembut menyingkap kelapangan tubuh membenturbentur

ringan di batangbatang.

tiktiktiktiktiktiktik…. hujan merendah ke rumput basah dan kami

berputarputar dalam lingkar kaldera sampai ke pagar batas

kemengertianku. helaihelai kelopakku luruh.

 

oh, inilah angin. kau mengenalkanku akan angin. sstt…, hujan

mendiamkanku lantas mengecupkan hurufhuruf yang hilang dari

katakataku ke bibir yang semakin gersang. gairahku menarik hujan

semakin rapat. detak pecah di kakiku membuncah.

 

kutelusuri jejak tarian kami tadi.

 

siapa sangka inang bersemayam dalam tubuhku dan hujan mengiringi

setiap gerak. putaranku makin cepat ke puncak lantas pelan di lentik

jemari lantas diam lantas meloncat ke bunga kertas lantas menusup

ke rimbun bonsai yang rumit lantas berembus merendah ke rumput

basah lantas berputar lebih cepat sampai ke pagar batas

kemengertianku lantas hujan mengguyur buas tak ada ciuman

putaranku makin cepat membuncah gairah kupeluk hujan aku dalam

hujan di manamana tak mampu terjepit di selangkangku putar makin

kencang makin buas oh suamiku bangunlah dan bunuhlah hujanku

putaranku makin cepat ke pucukpucuk bunga kertas merendah ke

rumput basah membentur pagar  bonsai yang rumit batas

kemengertianku membentur bunga kertas merontok daun jatuh ke

rumput basah oh suamiku bangunlah dan bunuh hujanku!

 

bangunlah, suamiku! bunuhlah hujan untukku! aku ingin berhenti dari

lelah ini karena tamanku telah porakporanda….

 

PADANG 062011

Komentar

Foto antoliyan

tiktiktik diksi yang asik ..

tiktiktik diksi yang asik .. hujan dan perselingkuhan menggenang dalam ayunan .. suka sekali ini: "sebab kau terlalu bodoh untuk itu. kau terlalu mematri aku di denyutmu. dan aku tak perlu memilih sebentuk kepercayaan yang rumit."

luar biasa

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler