Ibuku Bukan Filsuf
buat Maria Magdalena F. Ida
Ia tidak pernah menutup mata terhadap Cahaya,
yang menyinari Kepala, dan menghangatkan hati
yang tak pernah menabung murka terhadap kami semua.
Ia mendahului kami semua bangun pagi hari,
memuji Tuhan dengan Doa Sederhana, menanak Nasi,
membersihkan Halaman Depan Rumah, menyajikan kami Kopi Rindu, menyambut Rezeki Pagi: Menunda Sakit dan mengantisipasi Kecelakaan.
Ia tidak pernah meneliti di ruang laboratotium,
tetapi ia tahu Obat Pertama saat kami sedang Jatuh Sakit:
Pelukan, Perhatian, dan selalu berkata, "Jangan anakku yang sakit, mama saja!"
Ia mendahului kami semua tidur malam hari,
menghalangi Setan, mengusir serbuan Mimpi Buruk,
menebas Ketidakpastian, memecahkan Kegelapan Malam,
menghentikan serangan Maut, membuka kembali Rahimnya
yang tak pernah keriput: Membiarkan kami tidur dengan Damai di dalamnya.
Ia tidak mengenal Plato, Aristoteles, dan seterusnya,
tetapi ia menunjukkan cara Hidup yang Baik dan yang Benar,
Cara menghindari yang Buruk dan yang Salah,
Cara beragama dalam Kasih, bernegara dalam Iman,
dan berpengetahuan dalam pengharapan.
Dueñas, Palencia, Viernes 19 de Mayo de 2023
Komentar
Natural, lugas,
Natural, lugas, inspiratif......
Tulis komentar baru