ketika jarum-jarum jam yang seolah berputar cepat, bersamaan dengan deretan gedung-gedung yang perlahan meninggalkanku dikusamnya jendela buskota untuk menujumu saat itu..
aku masih saja sempat melukis senyummu dalam sorot lampu-lampu jalan yang kesekian-kalinya menusuk tajam kedua bola mataku, meskipun hujan tiba-tiba turun dan menghapus semuanya..
lalu..
seperti waktu yang bergerak terlalu cepat.. dingin telah kembali menuntunku untuk mencintai hujan itu.. kembali mencintai apa-apa yang pernah kita cemaskan bersama dalam tiap basah tetesannya..
..
Sayang.. aku akan datang..
seperti janji kita di berpuluh-puluh pesan yang kita saling kirimkan.. yang pada akhirnya hanya menjadi saksi bisu di ketidak-berdayaan kita untuk sekedar saling menatap mata yang telah lama ditetumbuhi kerinduan
ini tentang dan saat pertemuan itu..
tentang hujan dan kecemasan...
ditulis oleh Theo Jabrik Pada: 26 April 2014; Jam 0:09
Komentar
Tulis komentar baru