api panas tak berasap telah terasa membakar
padang asing yang tak bersemak tak berbelukar
telah hangus atap rumbia rumah tua di batas senja
api tak berasap manja kepada malam agar tidak putus asa
jangan resah jangan gelisah meski tak berasap apimu panas
tak hanya atap tiang dinding pintu jendela terlahap panas
mata air kering lahan subur jadi gurun masih tak puas
di lahan bekas rumah yang hangus aku membangun gubuk baru
alasnya masih bumi yang ini dan atapnya masih tetap langit biru
jalannya kusiangi kupasang patok agar kau tak keliru
meski nanti aku tiada kau tidak boleh merasa sunyi
pertunjukan tetap berjalan tidak dibatasi oleh mati
saat malam terasa sangat panjang untuk sampai ke pagi
engkau tidak sendiri jika kau simpan aku di sudut hati
201803131110 Kotabaru Karawang
Komentar
Terima kasih Bapak Hakimi
Assalamualaikum
Ke pangkuan Bapak Hakimi Sarlan Rasyid yang sangat saya hormati,
Saya sentiasa merasa dekat sekali dengan puisi-puisi Bapak.
Begitu menyantuni hati dan meruntun kalbu. Terima kasih Bapak Hakimi atas segala perkongsian pengalaman hidup yang sangat berharga.
Saya sangat menghargainya. Hinggakan memberi pengaruh yang besar dalam gaya penulisan saya kebelakangan ini.
Patokan #4334 cukup mengasyikkan ritmanya. Saya memohon maaf lantaran adakalanya menggayakan patokan #43342 mengambil kira digit 2 itu daripada 2 surah Al fatihah dan surah An Nas itu sendiri.
Sebagai seorang dosen Matematika saya begitu menghargai gagasan Bapak khususnya patokan #4334, #437 dan lainnya.
Terima kasih sekali lagi.
Oh ya... Saya juga amat terhibur dengan prosa Bapak antaranya, 'Botol Kulo Endi' yang cukup membuai rasa.
Syabas Bapak Hakimi.
Anak muridmu,
Mohd Nasir Mahmud (Kemirau @ Sang Murba)
https://scholar.google.com/citations?user=t2ZORncAAAAJ&hl=en
43342
Mungkinkah Dia Bosan
Ada yang berubah hari ini,…. sepi
Saat Penggali kubur bekerja tak henti
Burung pewarta tak berdendang lagi
Adakah dia takut atau sekedar empati
Konon… Nyanyianmu pertanda jelek
Membuat orang berhati lembek
Takut…. Dan termehek-mehek
Berpulang adalah kepastian Tuhan
Berpulang bukanlah pilihan
Bukan karena burung kematian
Ada yang berpulang hari ini
Tapi ini bukan semata misteri
Adalah suratan takdir sang azali
Walau si pewarta tak berdendang lagi
Burung pembawa pesan
Mungkinkah dia Bosan
Cariu, 12721
Memeth Jack Jamhari menulis dengan patokan yang telah anda mulai.
Tulis komentar baru