Jelaga murka tersisa dipojok sukma
Sesal menapuk muka
Ketika kutembus hatimu dengan lidah
Sewaktu tangis air muka tertadah resah
Dan sayatmu terbuka semakin parah
Aku pasrahkan hidup kepada angin
Namun juga aku lemparkan kejurang
Supaya pandangan layak terang
Nafsu hanya memilih
Sedang hidup itu lautan rintih
Komentar
Tulis komentar baru