Skip to Content

JELANGKUNG MENANGIS

Foto Rendy Ferdiansah 2
files/user/5006/111_3.jpg
111.jpg

JELANGKUNG MENANGIS

Oleh  :  Rendy Ferdiansah

 

 

Negeri seribu impian

Yang tersisa hanya dongeng nenek tua tak berguna

Harap-berharap si tua tak tercapai

Juang-berjuang tersia-sia

Diluluh lantah kejujuran oleh kedudukan

Makan nasi terasa kurang bila tak berlauk emas

Menguras semua hasil juang si tua

Keturunan tak pandai menghargai

..

Indonesia,

Bangsa tempat aku menyimpan kecintaan

Bangsa yang mengajarkan aku banyak hal

Bangsa yang membuat aku lebih berpikir

Alam,

Tak punya uang pun aku bisa makan

Tak punya rumah pun aku punya pohon berlindung

Tak punya kain pun aku bisa berbaju

..

Tujuh puluh tahun merdeka

Bebas,

Merdeka,

Bebas,

Merdeka,

Dari bangsa penjajah

Salah besar!

Kita makin dijajah

Kita makin diinjak-injak

Kita makin dibodohi

Kita makin menjadi boneka

Yang hanya mampun ikuti perintah majikan

Dan penjajah masih ada

Pemimpin kita

Pemimpin kita tidak membiarkan kita merdeka

Menguras harta adalah nafsunya

Dahulukan mukanya dibanding tangis rakyatnya

Semakin kita dijajah

Dan semakin kejam dibanding kemarin

Sebab orang tersebut adalah bagian dari kita

..

Keluar!

Marahlah!

Bicaralah!

Teriaklah!

Jangan hanya diam!

Uang bukan segalanya untuk menutupimu

Mana harga dirimu wahai rakyat bangsa mewah

Minta hakmu!

Lupakan janji mereka!

Jangan hanya jadi boneka yang terus diam

Diam seperti jelangkung

Yang nantinya akan menangis kembali.

Komentar

Foto Beni Guntarman

Heheehe...jelangkung...

Hehehee..Jelangkung...jadi ingat lagi zaman gila-gilanya nomor di palembang...jelangkung di mainkan, nomor dicari, nasib diundi....hasilnya tidak menentu! Mungkin maksud Jelangkung dalam puisi ini adalah kemasukan ruh...ruh yang bisa diperintah-perintah oleh nafsu manusia, bukan ruh yang pada kodratnya hanya patuh kepada Allah. Ruh adalah semangat atau daya hidup, hal yang membedakan kita dengan benda-benda mati. Bicaralah! Teriaklah! Jangan hanya diam! katamu berteriak pada mereka yang diam menerima nasib. Sebuah ide yang bagus dalam puisi ini, namun sentuhan diksinya kurang jreng...stelah mengendap agak lama coba nanti disunting lagi biar terasa gregetnya. Salam empek empek...eh salam sastra!

Beni Guntarman

Foto Rendy Ferdiansah 2

BANG BENI GUNTARMAN

Kira-kira begitulah maksud hati saya. Iya bang nanti coba untuk disunting biar lebih greget. Salam empek empek juga bang. Mampir bila sempat ke ranah Musi bang.

Rendy Ferdiansah

Foto Rendy Ferdiansah 2

BANG BENI GUNTARMAN

Kira-kira begitulah maksud hati saya. Iya bang nanti coba untuk disunting biar lebih greget. Salam empek empek juga bang. Mampir bila sempat ke ranah Musi bang.

Rendy Ferdiansah

Foto Rendy Ferdiansah 2

Bang Beni Guntarman

Kira-kira begitulah maksud hati saya. Iya bang nanti coba untuk disunting biar lebih greget. Salam empek empek juga bang. Mampir bila sempat ke ranah Musi bang.

Rendy Ferdiansah

Foto Beni Guntarman

Salam kembali...

Salam kembali Rendy Ferdiansah....empek-empek Viko memang enak, samo enaknya dengan bakso Sikam....Salam dari wong rantau asal 16 Ulu.

Beni Guntarman

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler