JELANGKUNG MENANGIS
Oleh : Rendy Ferdiansah
Negeri seribu impian
Yang tersisa hanya dongeng nenek tua tak berguna
Harap-berharap si tua tak tercapai
Juang-berjuang tersia-sia
Diluluh lantah kejujuran oleh kedudukan
Makan nasi terasa kurang bila tak berlauk emas
Menguras semua hasil juang si tua
Keturunan tak pandai menghargai
..
Indonesia,
Bangsa tempat aku menyimpan kecintaan
Bangsa yang mengajarkan aku banyak hal
Bangsa yang membuat aku lebih berpikir
Alam,
Tak punya uang pun aku bisa makan
Tak punya rumah pun aku punya pohon berlindung
Tak punya kain pun aku bisa berbaju
..
Tujuh puluh tahun merdeka
Bebas,
Merdeka,
Bebas,
Merdeka,
Dari bangsa penjajah
Salah besar!
Kita makin dijajah
Kita makin diinjak-injak
Kita makin dibodohi
Kita makin menjadi boneka
Yang hanya mampun ikuti perintah majikan
Dan penjajah masih ada
Pemimpin kita
Pemimpin kita tidak membiarkan kita merdeka
Menguras harta adalah nafsunya
Dahulukan mukanya dibanding tangis rakyatnya
Semakin kita dijajah
Dan semakin kejam dibanding kemarin
Sebab orang tersebut adalah bagian dari kita
..
Keluar!
Marahlah!
Bicaralah!
Teriaklah!
Jangan hanya diam!
Uang bukan segalanya untuk menutupimu
Mana harga dirimu wahai rakyat bangsa mewah
Minta hakmu!
Lupakan janji mereka!
Jangan hanya jadi boneka yang terus diam
Diam seperti jelangkung
Yang nantinya akan menangis kembali.
Komentar
Heheehe...jelangkung...
Hehehee..Jelangkung...jadi ingat lagi zaman gila-gilanya nomor di palembang...jelangkung di mainkan, nomor dicari, nasib diundi....hasilnya tidak menentu! Mungkin maksud Jelangkung dalam puisi ini adalah kemasukan ruh...ruh yang bisa diperintah-perintah oleh nafsu manusia, bukan ruh yang pada kodratnya hanya patuh kepada Allah. Ruh adalah semangat atau daya hidup, hal yang membedakan kita dengan benda-benda mati. Bicaralah! Teriaklah! Jangan hanya diam! katamu berteriak pada mereka yang diam menerima nasib. Sebuah ide yang bagus dalam puisi ini, namun sentuhan diksinya kurang jreng...stelah mengendap agak lama coba nanti disunting lagi biar terasa gregetnya. Salam empek empek...eh salam sastra!
Beni Guntarman
BANG BENI GUNTARMAN
Kira-kira begitulah maksud hati saya. Iya bang nanti coba untuk disunting biar lebih greget. Salam empek empek juga bang. Mampir bila sempat ke ranah Musi bang.
Rendy Ferdiansah
BANG BENI GUNTARMAN
Kira-kira begitulah maksud hati saya. Iya bang nanti coba untuk disunting biar lebih greget. Salam empek empek juga bang. Mampir bila sempat ke ranah Musi bang.
Rendy Ferdiansah
Bang Beni Guntarman
Kira-kira begitulah maksud hati saya. Iya bang nanti coba untuk disunting biar lebih greget. Salam empek empek juga bang. Mampir bila sempat ke ranah Musi bang.
Rendy Ferdiansah
Salam kembali...
Salam kembali Rendy Ferdiansah....empek-empek Viko memang enak, samo enaknya dengan bakso Sikam....Salam dari wong rantau asal 16 Ulu.
Beni Guntarman
Tulis komentar baru