Skip to Content

Kabar Pandemi

Foto Hendro Waluyo

Searian gerimis tuntas ciptakan kaca di sepanjang lorongkue

Sedari pagi pedagang kaki lima pahlawanku, tetap memeras keringat mulia

Meski ia tahu dimana jam malam akan berlaku, dimana-mana

Mereka ngerti tak boleh ada kerumunan apalagi antrean panjang pelanggan

Namun jika tak yakin, setidaknya manisan-manisannya akan ada yang beli

Mereka tak paham harus dengan cara bagaimana

Supaya sejumlah lambung di rumahnya tak ikut-ikutan jaga jarak

Acuh pada penyakit bernama pasrah

Bernama ketergantungan atas nama BLT dan lain sebagainya

 

Sabtu malam lorongku mulai digenangi kenangan

Direnung nasib di samping trotoar-trotoar itu

Pelapak itu bersih seperti janji calon pengelola umpeti negeri

Kutemui salah seorang yang juga bersiap gulung terpal angkringannya

“Pada kemana pak? “

“Jam malam mas, apa boleh buat ketimbang di segel terus dilarang jualan esoknya!”

 

Perihal kabar pandemi dan jam malam tadi

Aku sempat beberapakali adakan tanya pada puisi

[ atas nama kemanusiaan bagaimana yang boleh

korbankan kepentingan manuisa lainnya

atas nama kebebasan bagaimana yang perbolehkan

mengganggu kebebasan-kebebasan pihak lainnya

atas nama prioritas ekonomi linier bagaimana

yang tak masalah merenggut kegiatan ekonomi lainnya ]

 

Kepada jiwa pengisi lorong-lorong waktu yang mulai bosan dan menggumpal

Bolehlah, pernah geram terhadap gincu ungu peramal-peramal yang sempat viral

Bolehlah, misoh pada penyelundup dana bantuan beserta penyelenggara  cashback

Bolehlah, bingung terhadap beberapa petimbangan kebijakan-kebijakan pusat dan daerah

 

Jika semua demi kebaikan bersama

Ijinkan sekali lagi aku menuliskan tanya

Pada isi puisi yang bebas diartikan entah

Kepada kabar pandemi, benarkah kau tiada akhir?

 

LorongRaje, Februari 2021

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler