Kala itu. .
Oleh : Ervi Aisyi Mundiri
Malam ikut berdusta
karena telah menyelinapkan kedatanganmu yang serba tiba-tiba
Anginpun sama, dia bungkam saat kau menghampiriku
Kau rayu semesta agar mengikutimu berkunjung padaku
Malampun takluk, ia menyodorkan kami malam yang sempurna
Dengan angin yang berhembus kian dingin dan hujan harusnya turun tak punya ijin untuk turun
Ku akui kau memang pandai merayu alam , hingga bintangpun turut hadir bulanpun juga tampak
Saat kau mulai menyapa dengan caramu , kuperhatikan sapaanmu membuatku rapuh
Tak sanggupku tuk menjawab atau sekedar berkata,
Aku tahu,
Kau selinapkan rindu pada bulan
Kau titipkan salam pada lampu jalanan yang mulai padam
Kau selipkan rayu pada bunyi jangkrik yang semakin malam semakin nyaring didengar
Tapi,
Semua yang kau amanatkan pada semesta tak mudah untuk disembunyikan
Karena,Semesta membongkar rindumu,menyampaikan salammu,membuka rayumu melalui sorot matamu yang tak bisa kau sembunyikan dariku
Wahai malam ,,,,
ucap terimakasihku pada semesta yang mendukung jalanya rasa, Kala Itu. .
Pemalang,Oktober 2014
Komentar
dua jempol ... salut
dua jempol ... salut
terimakasiiiiiiiih,salam
terimakasiiiiiiiih,salam salam sastra
mundiri
siiiippppp ... salam sastra
siiiippppp ... salam sastra !!!!!
oke.oke
oke.oke
mundiri
Pada "Semesta" itu ada gaib
Pada "Semesta" itu ada gaib yang Maha.
Puisinya imajiner, Mbak Ervi.
wah, imajiner ya?... itu
wah, imajiner ya?... itu seadanya
terimakasih komentarnya
mundiri
Tulis komentar baru