Sekarang kancil sudah menjadi anak yang baik,
tidak lagi suka bertingkah licik.
Diceritakannya tentang hari-hari yang dilaluinya,
mendapat peringkat pertama dan sejumlah beasiswa,
untuk melanjutkan belajarnya di Universitas ternama.
Dia begitu bangga dengan prestasi yang sudah diraihnya.
Kancil tak lagi suka mencuri,
Sekeranjang mentimun yang dibawanya
adalah pemberian Pak Tani.
Dibagikannya sekeranjang mentimun halal miliknya
kepada gajah, siput, ular, singa dan buaya sama rata,
walaupun sebagian dari mereka lebih menyukai dagingnya.
“Lalu bagaimana dengan si pendongeng itu?”
Si pendongeng itu sehat selalu,
itu juga berkat doamu,
Hanya saja, rambutnya tak sepekat dahulu.
Banyak guratan keriput di pipi dan dagu.
“Bilang padanya, aku rindu melihatnya mengusap dahimu sambil menceritakan kisah-kisahku”.
Ah Kancil, bukan hanya kamu,
aku pun juga rindu masa kecil itu bersama ayahku.
Komentar
Wkkkk..kkk
seneeeeeeeeeeeng but funy n creative....
Terimakasih
Terimakasih, sudah sudi mampir hehe
Salam
Cerdas. kapan yah kancil, pendongeng dan pendengarnya suatu saat reuni.
Iqbal Lebeng
kapan kapan =D
insyaalloh besuk besuk, kalau si pendongeng sudah bercucu =D
Tulis komentar baru