(dipersembahkan untuk Mei Lin Abadilah engkau dalam baris puisi ini dengan seloka cinta yang terdalam)
di antara sepi
masih ada sunyi
di antara cinta
masih ada rasa
di antara rindu
masih ada dirimu
seperti kemarin
aku masih berharap
dengan seuntai do’a
seperti kemarin
aku masih menunggu
dengan sebait syair
selayaknya luka
ia masih ternganga
selayaknya luka
ia masih terasa
selayaknya luka
ia masih berbisa
melepasmu
dalam kebimbangan hati
masih terasa berat
menggapaimu
dalam seribu angan
masih terasa jauh
di antara kebimbangan
masih ada kebohongan
di antara kesendirian
masih ada bayangan
di antara senyum
masih ada kekosongan
dan esok
aku masih berharap
dengan sedikit perjuangan
dan esok
aku masih menunggu
dengan sedikit rasa tertekan
selayaknya mimpi
ia hanya berupa harapan
selayaknya angan
ia hanya berupa guyonan
selayaknya imajinasi
ia hanya berupa goresan
tertawa...
apa yang arus ditertawai
menangis...
oh, bukan saatnya untuk menangis
berharap...
mungkinkah hanya dengan berharap
optimis...
masih perlukah
pesimis...
lebih tak berarti
melepas...
tak adakah yang lebih baik dari itu
(2008)
Komentar
Tulis komentar baru