Kau boleh terpana sekarang,
Saat genggamanmu terbuka dan angin menyelisip
Disela jemarimu
Lalu pandangan putus asa terbias lewat sinar matamu.
Kau salah, menilai aku seperti kelinci
Dengan sebatang wortel, kau rayu mendekat
Lalu bergelayut di lenganmu dengan nikmat.
Namun aku adalah merpati,
Berpura mendekat sebab apa tak pasti
Lalu melesat tinggi tanpa kau sadari,
Dan menghilang diantara butiran kecewa,
Yang membuncah didadamu.
Namun aku tak terbang jauh,
Jejakku adalah biji aren muda,
Tinggalkan rasa, yang buatmu menggelepar,
Dalam asa tak terhingga.
Ah…
Kau boleh terpana sekarang!
Nl, 20 sept 2012.
Komentar
Tulis komentar baru