pagi itu di bangku taman
kau duduk sendiri
menatapi daun lalu embun
aku hendak memelukmu
mengatakan bahwa aku mencintaimu
kekasih,
pagi itu di bangku tamun
kau duduk sendiri
menatap daun
hingga teteskan air mata di pipimu
kekasih,
apa daya yang dapat ku upaya
segala salah menusuk tepat di dadaku
aku menjejak di pelataran kenangan
kau yang pamit, namun akhirnya aku yang pergi
berselimut debu sekujur tubuhku
berteriak menggapai mimpi yang lebur
pagi itu kau duduk sendiri di bangku taman
menuai sepi, bersama dengan aku yang pergi.
Komentar
Tulis komentar baru