Kembang Bakung
Jembatan merah meriah
Berderet becak becak aneka warna
Yang menyimpan berjuta peristiwa
Di bawah pancaran matahari
Aku berdiri,
Pada pertengahan musim kemarau ini
Sepanjang kali mas yang mengalir pelan
Dan kotoran manusia berkejaran
Di bantaran sungai yang coklat,
Dan lihatlah…!,
saudara saudaraku beranak pinak
Selama lima generasi
Yang kalian, bersandiwara atas mereka
Tentang banjir yang melanda
Dan kalian,
kumpulan intelek tetap berteori
Dari atas langit,
Bagai dewa dewi
Tentang rumah rumah di bantaran kali
Jembatan merah meriah
Berderet becak becak aneka warna
Dalam tempias pancaran mercury
Dibawahnya menjadi pasar raya
Rayuan asmara seakan menggema
Dari makelar bus dan asongan Rokok eceran
Bunga liar mesti senang
Bersembunyi di sudut sudut keremangan
Walau terasa hampa, menggantungkan hidup
Di atas jembatan merah
Tapi bunga liar tumbuh menjalar tergerus kehidupan
Jembatan merah meriah
Berderet becak becak aneka warna
Dulu,bahumu kau korbankan sebagai mortir
Meneriakkan kemerdekaan dengan lantang
Dan mereka para pejuang lebih senang
Terbaring merdeka dipundakmu
Hingga saat ini….
Kaki kakimu kadang gemetar
Menahan geliat truk gandengan
Mestinya ia tahu,
dewa dewi bersembunyi diawan awan
Menggusur rumah rumah bantaran kali
Dan menyulap jadi swalayan terkini
Sedang mereka,
Saudara saudaraku beranak pinak
Selama lima generasi,
Harus rela dijerat dengan tali
Dan membawa gembolan pergi
Mestinya kalian para tehknokrat, dan kaum intelek
Melihat, atas nama manusia
Tentang jalan keluar dari kehidupan
Yang meresahkan
Sedang mereka,
Haruslah pergi melupakan sahabat sejati,
Kembang bakung di pinggiran kali.
Rasull abidin, 06 feb 2013
Kalimas - surabaya.
Komentar
Tulis komentar baru