Dari bola matamu,
Telah lahir kemelut rasa bernuansa cinta
Kepakkan sayap-sayap putihmu menyamarkan langit biru
Pernah kucoba mendaki puncak bukit
Untuk merangkul gumpalan tubuhmu
Namun, aku bingung
Dari mana harus kugenggam jemarimu
Sehabis senja,
Dirimu lenyap dilurupi keremangan malam
Seakan hilang tak tau arah jalan pulang
Engkau berada di pelupuk mataku
Tapi tak mampu aku menggapaimu
Hanya mampu melihat tanpa memiliki
Entah karena kita berbeda ataukah
Karena dirimu hanyalah mata air langit?
Sungguh,
Jarum gerimismu telah menikam
Ladang hatiku yang kering
(Ende, 4/6/2016)
Komentar
Tulis komentar baru