:REVOLUSI MENTAL
kutulis sajak ini padamu, karena nuraniku tak pernah sudi membatu
semakin lama bersamamu, kusaksikan pemandangan kian kelabu
segudang mimpi hebat yang kau janjikan, semakin jauh dari kenyataan
lihatlah keadaan di rumah kita, semuanya semakin carut-marut
di bawah stempel dan tanda tanganmu
hari-hari menjadi kian perih, bulan menjelma gerhana terpanas
dan dalam kelam gonjang ganjing ini, semut-semut semakin sulit untuk bernafas
waktu seperti simalakama, semuanya menjadi serba salah
percaya tak percaya , harga-harga menjajah bagai kompeni
rumput-rumput tertunduk menelan getir, burung-burung terdiam mememdam risau
semuanya kacau balau, dan di beranda, angin yang dulu mendukung pun kini mulai menyanyikan nelangsanya
kecewa, segudang janji-janji hebat, segudang pemandangan yang kian menyayat
tentang semua kepedihan ini, aku tahu apa yang akan kau katakan
tapi menyaksikan pemandangan hari ini, aku semakin was-was membayangkan hari esok
daftar hutang yang kiang panjang adalah vampir-vampir penghisap darah
ya, hari esok akan berada dalam cengkeraman pata rentenir
vampir-vampir global yang tengah bersiap-sedia
untuk merampas masa depan anak cucuku
revolusi mental,
apalah artinya segala kata-kata
bila dalam keputusan-keputusanmu, kebijakan terlepas dari nurani
apalah artinya revolusi mental, bila janji-janji terlepas dari dari bukti
bila dari hati ke hati kita tak pernah saling jujur dan terbuka
apalah artinya revolusi mental, apalah artinya segala pembangunan
bila dari tahun ke tahun, dari generasi ke generasi
kita tak pernah terlepas dari jeratan hutang
revolusi mental,
tak bisakah kita mandiri
membangun sumber daya anak negeri
membangun dengan kemampuan kita sendiri
Batam, 15.04.2015
Komentar
Tulis komentar baru