ini derap yang entah ke berapa
menjelajah pada waktu yang menyeringai
lapar mereka yang tak kita tebak
telah sampai pada ujung tenggorokan kita
entah telah langkah keberapa kita bertarbiyah nafsu
menjejalkan do'a di helaan nafas
agar kelak laallakum tattaqun
memeluk segala sami'na wa atha'na yang kita patri
lalu suatu hari ada secercah senyum
pada pagi syawal kita berjabat tangan
tapi di mana mereka yang kita campuri rasa lapar mereka
yang kita campuri rasa dahaga mereka
yang kita campuri ke-fafa-an mereka
adakah kita mengulurkan tangan
mengajak mereka sekedar berbagi empati
bahwa derita mereka tercatat pada lauhul mahfuz
adakah kita berusaha menghapusnya?
lalu sampai di mana
derajat laallakum tattakun yang kita damba
Andam Dewi
Kamis, 10 Juli 2014
Pukul 04.55 WIB
Komentar
Tulis komentar baru