Kusulut sebatang rokok, apinya bersahutan
Kulemaskan badan, seluruh tulang lesu berdiam sendu
Tiba-tiba rokokku mati kecil, bingung kucari sumber api gesek
Lah, rokokku nyala lagi. Kali ini api riuh gelora
Mataku tajam tapi sipit, mendung menanti hujan
Kupu-kupu sore menari di ruang bebas, setinggi ia menggapai, itu mimpinya.
Terlalu ia kuat terbang, menempel dan mengecup kayu penuh rayap.
Sombongnya bukan kepalang, ku lempar sandal baru tau!
Bah…..
Bukan lah apa si kupu-kupu angkuh dan si rokok berapi oranye.
Aku sendiri yang meringkuk, diam terpaksa dipancar sinar kecil
Aku lelah. Sekali!
Aku sedih sekali. Ingin kumenangis menepi di sudut.
Hari ini aku berlipat marah.
Anjeeng! Pukimak! Jancook!
Ingin aku bertemu Annelies.
Kulempar diriku agar menyatu.
Agar ia merasa.
Agar terketuk.
Terlanjur pupus romantika dini.
Aku mencari Annelies,
Si pesek kurang daging di hidung.
Untuk kusematkan rasaku.
Agar dapat kutanggalkan dan kupenggal lelahku.
Tapi dia tak peduli.
Diam disana dan disitu.
Hilang peka dalam sesal.
Aku semakin dicambuk bulu neraka.
Pada siapa kan ku adukan lelah ini?
Seluruh pejabat tubuh enggan mengurusi.
Tinggal aku cari fantasi dan mulai rangkai imajinasi.
Tega betul perempuan.
Nananananananananananananana…
Nasi goreng..
Bakso…
Onde-onde….
Tidur!
Komentar
Tulis komentar baru