Laju usia kian menghampiri pucuk senja
Putih rambut dihinggapi uban
Keropos tulang digilas roda waktu
Keriput kulit digoreng mentari
Tabah hati tak jua sirna
Tertati menapaki peliknya hidup...
Saat realita tak sepadan asa
Senyum simpul masih tetap merekah...
Sebab cinta masih erat didekap
Tak surut semangat memikul beban
Kala senja beranjak memeluk pekat...
Ada gelisa kontras tereja mata
Pada kecut dahi yang menoreh...
Ada lelah terbaca rasa
Perihal ujian lalu lalang bertandang
Bila takdir dapat dirayu lewat syair
Pada-Mu empunya kasih
Ku ingin menggoda tulus hati-Mu
Bawa pergi sakit dan penykit dari padanya
Tanpa menyisakan perih luka yang menganga
Komentar
Tulis komentar baru