Skip to Content

Lentera Merah

Foto Lina Sobariyah Arifin
files/user/3402/Lentera1.jpg
Lentera1.jpg

Ciputat, 18 Shafar 1435 H (22:29)

Selamat malam,
Ada kalanya ketika aku bosan, ketika senja sudah tak menjadi sebuah kawan. Maafkan aku yang sudah tidak suka dan selalu lari dari sebuah kenyataan, mencari sebuah kenyataan baru dalam kenyataan yang entah sampai kapan aku akan bertahan. Kamu yang masih berselimutan, mengajakku bersembunyi dalam selimut hangatmu. Inilah aku yang menolakmu, walaupun kamu menyebutku sebagai pelangi hidupmu. Aku sungguh merindukanmu, sayang.

Ketika kaki ini mulai bergetar, menyusuri labirin yang teramat gelap. Kamu, yang entah siapa, selalu menjadi lentera merah yang menyala. Dalam diamku pun, kamu selalu bersuara dengan riuhnya. Dalam sedihku pun, kamu memaksa aku mengukir senyum tipis dan menyunggingnya dibibir walaupun dengan terpaksa. Selamat malam manisku, tidurlah di atas ranjang indah yang berukirkan panorama alam. Hijau, dengan rerimbunan pohon, beserta gemercik air yang menjadi nada yang mengiringi mimpi-mimpi indahmu.

Komentar

Foto Kritik Sastra Tao Toba

AMAZING

sekelebat nuansa yang beragam mampu di satukan, kesuksesan puisi terlihat dari pengimajian/citraan yang membuat puisi menjadi kontras (bukan dalam konteks sifat puisi) terlebih pada citraannya

terus berkarya-berkarya terus

=Kritik Sastra Tao Toba=

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler