Malam,
titik air meneteskan noktah pada atap peraduan
perlahan. Angin melingkari dingin poripori menggigil
sepi. Diantara hening jiwaku mengembara mencari
padmasana-Mu. Berputar dihempas serpihan kilat
menyambar lalu buyar
Gelisah,
serasa turut melarut berdifusi bersama kepedihan
mengambang. Ada keinginan terbang melayang
menembus kudus yang Kau janjikan
tapi ketika langkah setapak baru meluluhkan
gejolak jiwa
Bimbang,
kerap menyiksa hingga tertuang keputusasaan
menggauli bisikanbisikan menjeruji
Bakhteraku masih jauh terombangambing
di kungkung gelombang yang bergemuruh kian
meraksasa menggulung desah ruhku
Ragu,
masihkah asma-Mu luruh di hatiku ?
Sungai Sahut, Desember 2001
Komentar
Tulis komentar baru