detik ini yang dapat kubaca, hanya
suara tangismu yang menggema
meminta dekapan hangat
atas dinginnya musim yang menggigit
musim dimana dedaunan harus rontok dan berguguran
seperti kisah, dongeng, mitos dan gosip yang sering
kita dengar, berlalu begitu saja
membaca tangismu, laksana mengeja hujan yang deras
tak sempat lagi, memberi tanda titik dan koma
terlebih lagi menafsirkan makna-maknanya
Komentar
Tulis komentar baru