Malam dengan warna abadi
hitam
tebal pekat menutupi bendera kuning
yang tertancap senja tadi
Dengan membawa lampu diekor
kunang kunang terbang diantara pohon
kamboja
kurang satu jengkal terang terbaca
epitaf pada batu nisan
Baru saja bersemayam sebujur jasad
diatas tanah basah bertabur wangi kembang
gema doa pelayat masih kuat terngiang
seakan mengiringi sukma berpulang
Kunang kunang lalu hinggap lekat
pada batu hitam yang tertanam
seperti sedang mengeja takdir, lalu sisakan tanya
esok, siapa yang akan mendapat giliran Nya
Komentar
Menatap takdir
puisinya mengingatkan kematian yang gelap tiada bercahaya.
makasih puisinya bg
Terima kasih komentarnya,
Terima kasih komentarnya, hanya puisi sederhana dan salam kenal
Tulis komentar baru