Februari sering tak kabisat
Tercuri satu hitungan tahun gasal
Bebayang hijau kehitaman dedaun
Likat dipeluk musim pancaroba
Udara gelap menyilih abu-abu
Seperti dunia ruh yang tiris berselaput kabut
perlahan dari angkasa laksana sepasukan penerjun
Bergerak serentak mengundang hujan menderas
Mata tertuntun mengarah satu tempat
Tanjung Aan digenangi lautan manusia
Jalan yang sama menggurat seribu pasang kaki
Berbeda tapak dari kaki tak beda simpang siur
Silang menyilang menyonsong arah mata angin
Di penghujung dini hari malam merangkak pelan
Ada gelak tercipta ditingkahi kerlap-kerlip cahaya
Serupa kunang-kunang dari balik kaca transparan
Tak pernah surut untuk berhenti dan mati
Nyale menitis sebaris panjang kisah perjalanan
Seperti pembuluh darah terkejut, aku gagap!
Kata-kataku tertahan di relung dada
Senyap sesaat dalam kalimat terputus
Mistik nyale membungkam sepasang bibir
Aku termangu di tengah gaduh mengudara
Tumpah ruah manusia. Gerak kaki-kaki tergesa
Menyapu sekeliling di temaram fajar sadik
Dengus-dengus napas menciptakan sensasi
Berteriak kesurupan melapalkan kata nyale
Komentar
Tulis komentar baru