kawan,
sebelum puisi ini engkau baca,
camkanlah: dalam hati ada puisi
dan puisi ini hanya sekedar salam pembuka
bagi rintik hujan yang tak kunjung reda
kawan,
selama hidup masih dikandung perjuangan
mata pena ini tak akan pernah henti
meneteskan apa yang tertangkap, terbaca
dari lugu dan picik tafsiran hidup
kawan,
takdirku tak pernah habis
meski kau tumpahkan encer pikiran
dalam kenyataan:
hidup adalah gambar-gambar abstrak
yang harus dihadapi dengan mimpi dan ilusi
kawan,
takdirku tak pernah habis
selama cintaku diikat dengan nurani kata-kata
dan kau mengenaliku dalam ujud apresiasi
Komentar
Tulis komentar baru