memandang dalam kencana yang tlah menjauh
memisah batin terang menjada kelabu
tersenyum tipis menahan nyilu
melakukan alpa bentuk rasa kecewa
siramiku dengan kekeliruan yg nyata
aku diam kau mengira iya
aku bicara tiada gunanya
hati yg hidup kau paksa tuk mati
menyayat perlahan tak bersimpati
ketika dapat ku sikapi kau datang kembali
cerminan dulu kau pelihatkan lagi
sedang kau tak pernah mengerti
sakitnya aku memahamimu
Komentar
Tulis komentar baru