Skip to Content

PADAMULAH AKU BERLABUH

Foto Syafiq Rahman
files/user/10196/FB_IMG_1664533914204.jpg
FB_IMG_1664533914204.jpg


SAJAK UNTUK EPI

Aku lebih suka mencintaimu pada angin
yang menjadikan abu-abu di jendela
kehilangan makna ingin
Selama ini ia tertidur,
terdampar melihat mimpi buruk
dan nasib seorang penulis
yang diam-diam memendam tangis.

Engkau selalu tersenyum di atas lukaku,
menganggap cinta hanyalah sampah
tempat kaca-kaca pecah
kau harus belajar kepada hujan
bahwa setiap impian
takkan tumbang oleh ledakan.

Aku lebih suka mencintaimu pada jarak
yang menjadikan rindu tak bisa bergerak
selebihnya ia merekam jejak
bahwa kecantikanmu kerap aku tulis dalam sajak-sajak.

Cafe LKIS 04 Desember, 2022


PADAMULAH AKU BERLABUH

Pi, ada yang sedang diam-diam
menulis riwayat seyummu
ketika buku-buku kubaca tak ada tanda
bahwa kecantikanmu adalah luka,
melaikan huruf-hurufnya jatuh di dada membentuk satu nama, cinta.

Bermimpilah aku menjadi payung
tempat kamu berlindung
Selama ini aku selalu tabah
mendengar gerimis yang betul-betul membuat hatiku kacau

Sejak kapan ada gelombang riuh menerjemah kau sebagai hujan
Sejenak, dalam ingatan aku tetap meratap menyimpan beribu harap
"Dihadapmu kubacakan sajak kepedihan"

Pi, Kini aku sudah tak kuat menanggung
menolak perasaan ini tumbuh
Pada akhirnya padamulah aku berlabuh.

Yogyakarta, 2022

DI KENINGMU KUKECUP HARAPAN

Izinkan aku meminjam namamu
untuk kuserahkan pada Tuhan,
tanpa kata tidak
kau harus patuh pada kehendak

Lihatlah, para penyair merakit bait
sekaligus merangkum doa
dengan tabah kau dihadirkan sebagai kata dalam pikir
darimu aku paham, mencintaimu adalah sabda dzikir

Dalam kepala kau lahir sebagai pengetahuan,
hingga aku bisa menerjemah utuh kenang
di keningmu kukecup harapan


Yogyakarta, 2022

SUARA EPI SEMAKIN NYARING

Suatu malam, cintaku menjadi serigala yang mendamba bulan purnama
melepas lengking harap dan mimpi-mimpi yang masih menggangu

Suara Epi semakin nyaring
Mencipta bising

Lalu dalam tubuhku
Bertengkar suara-sura kerinduan.

Yogyakarta, 2022


Di Persimpangan Jalan, Rinduku Di Pertemukan

Pejamlah, lihat yang lesat dari mataku
mengukur detak dada yang retak
waktu membawaku tersesat di gang jalan
dalam keadaan hati yang lapar

Kini
Aku menemukanmu dengan debar pandang
yang sulit diterjemahkan
Aku tak pernah tahu bagaimana melawan kesepian tanpa kamu

Kau tak pernah tahu bagaimana kerinduanku mengangkasa membuka tabir langit pertama,
merayu Tuhan yang pencemburu
tentang cintaku dan cintamu
lalu tersangkut di ujung doa.

Yogyakarta, 2022

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler