Dengan perut yang bunting masuk bulan ke-tujuh
Baya lebih cantik dari empat tahun silam
ketika tangan Bahri menggenggam jemarinya malam lima belas
Perpisahan yang menyisakan derita yang tak berkesudahan
berlarut-larut dalam kerinduan pada kekasihnya Bahri
Mendung di matanya adalah hujan selama empat tahun tak kunjung reda
Dengan perut bunting ia berjalan tertatih-tatih di siram ombak pantai Padang
yang menyisakan kecup di kening dan jemarinya
Baya tak mampu menolak permintaan ibunya
untuk menikah sembilan bulan silam dengan lelaki tak bertanggung jawab
yang pergi meninggalkan janin di rahimnya
Sapu tangan yang bersulam nama Bahri dan Baya terlempar di hadapan seorang lelaki
Lelaki itu mendekat sambil menyebut namanya tak percaya
Dan berceritalah Baya pada lelaki yang bernama Bahri tentang pernikahannya
ditulis di Andam Dewi
Selasa, 19 Nopember 2013
Pukul 19.10 WIB
Komentar
Tulis komentar baru