PASAR POHE
Menyapa pagi dalam buaian mendung putih
rinai gerimis masih terlihat dari jendela
membasahi burung-burung sampai mengigil
sang surya enyah entah kemana....
Rintihan anak-anak kecil berbaris...
menahan lapar
menyapa hati yang masih membeku
di pasar ikan ujung tanjung pantai Pohe
menjadi irama lagu kalahkan perang mortir
Sajian ikan di bawah meja....
menjadi pesta "kucing kurap" yang liar
menindas...mengejar....dan mencengkram
tertawalah para penguasa....
Satu sudut masih kita baca
dengan mata mata yang malas memandang
mereka hanya terlena dalam buaian malam
pada saat bintang mulai bertebaran
Masih adakah kedahsyatan perang...
di balik bilik bambu yang menghadang
walau samar namun masih jelas Aku pandang
fenomena bangsa di alam yang kaya
Apakah masih ada kanvas yang tersisa...
agar Aku pertegas dengan sejuta kuas yang berbeda
bahwa sesungguhnya warna pelangi
tak akan pernah ada bila bangsa masih bermimpi.
Gorontalo, 19 Jan 2011
RASULL ABIDIN , —
Komentar
Tulis komentar baru