Gelap fajar masih melekat
Berburu entah kita merapat
Mencari jukung mengejar pekat
Pasar subuh setelah salat
Sungai Alalak Muara Kuin
pasar terapung tempat kita ingin
matahari terbit memantul cahaya dingin
antara transaksi sayur-mayur bagai labirin
dan hasil kebun dari kampung
tersaji indah di tengah jukung
nenek dukuh mendayung di ujung
semangat tawarkan galas membuat bingung
sepanjang alir Barito anak sungainya
barter pedagang perahu menggema
“bapanduk, bapanduk, bapanduk” adalah nama
Yang hampir tak lagi ada di sana
pasar tradisi "seribu sungai" langis
dipicu kemaruk budaya darat
sungai kanal musnah terganti
darat mengikis batang air
mengikis hati manusia pandir
Nia Samsihono
Komentar
Tulis komentar baru