Skip to Content

PELAJARAN UNTUK SANG DERMAWAN (CATATAN KECIL TENTANG SEKELUMIT KEKECEWAAN PADA PESTA DEMOKRASI BERNAMA PEMILIHAN UMUM)

Foto SIHALOHOLISTICK

Ini tentang pesta demokrasi bernama pemilihan umum

Sebentar lagi yang akan lahirkan  dermawan-dermawan bermuka manis

Sosok-sosok calon koruptor berpajangan di sepanjang jalan

Dari jalan protocol sampai gang-gang sempit dipenuhi lobang

Kitab janji berisi kampanye akan tercetak setebal ribuan halaman

Dicetak setiap politikus tikus untuk sejumlah warga secukup sebuah kursi

 

Uang warna merah dan biru akan seliweran

Dari tangan ke tangan dari yang terselubung sampai yang terang-terangan

Indonesia penjual janji nomor satu tanpa ideology dan nasionalisme

Kita rakyat cari pagi dimakan malam dengan polos terima saja

Persetan janji persetan ideologi persetan nasionalisme

 

Ini tentang pesta demokrasi bernama pemilihan umum

Para dermawan menjamur di musim kemarau

Datang tak dijemput pulang tak di antar

Kasih uang kasih wejangan jangan lupa partai putih

Penyejuk dahaga partai pembersih kita suci tak ada koruptor

Caleg nomor satu paling ganteng rupa paling ganteng hati

Tanggal Sembilan april dua ribu empat belas

Kita bergandengan tangan kalahkan partai penguasa

 

Kita rakyat waktunya telah terbuka

Terima amplop berlipat empat anggukkan kepala

Sesekali katakana ia sambil tersenyum

Lalu usir dengan retorika paling halus

Ini pemimpin yang kita cari selama ini

Mau datang lewat jalan berlobang meski tanpa sepeda kumbang

 

Para calon legislatif akan datang silih berganti

Datang tak dijemput juga pulang tak diantar juga

Kasih uang sama banyak kasih wejangan sama persis

Isi amplop sama juga tapi lipatnya lipat tiga

Terima juga dengan terapi retorika yang sama maksud mengusir

 

Ini tentang pesta demokrasi bernama pemilihan umum

Uang terkumpul dalam amplop bermacam lipat

Tanggal sembilan april dua ribu empat belas sebelum fajar

Pintu diketuk lagi tanpa dijemput tim sukses muncul

Kasih uang sedikit lebih dalam amplop bening tanpa dibuka sudah tertebak

Tapi wejangan masih sama persis merayu saja

Lalu pergi tak diantar setelah diusir juga

Pukul tujuh pagi sampai pukul dua belas siang

KPPS asyik bercengkerama pesan kopi disamping TPS

Rakyat sepi pemilih menghilang suara mengaung

Bagimu negeri jiwa raga kami

Bukan harus melulu lewat pemilihan umum

Satu dua tiga empat

Si dermawan kalap si caleg panik

Arang habis besi binasa tukang titip jerih saja

Tertawa saja menangis saja silih berganti menatap rekening hutang

Pasca pesta demokrasi bernama pemilihan umum

Hatinya yang hancur hati yang kecewa

Sebantar masa sebentar waktu si caleg jalan keluar

Sambil tertawa sambil menangis silih berganti

Digiring anak-anak dengan teriakan

“Orang gila…!”

“Orang gila…!”

“Orang gila…!”

“Orang gila…!”

(2013)

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler